Saturday 30 November 2013

Meraih Hibah Bersaing

Pada bulan Maret tahun 2012 saya berjibaku untuk menyusun proposal hibah penelitian dari Ditjen Dikti. Saat itu saya mengikuti skim Hibah Pekerti. Saya memilih anggota tim yaitu Bapak Susandri dan Bapak Rahmaddeni. Nama yang terakhir saya sebut saat itu masih berpendidikan S-1. Setelah proposal hampir rampung, saya terperangah, karena syarat pertamanya yang tertera yaitu: Ketua Peneliti minimal S-2 dan memiliki jabatan fungsional Lektor. Akhirnya proposal tetap diajukan pada detik-detik terakhir. Harap-harap mudah-mudahan ini bisa lolos. Namanya juga proposal (pengajuan/usulan) di mana sebagai pihak yang menentukan (Dikti) berhak untuk menerima atau menolaknya dengan atau tanpa penjelasan apa-apa. Dan tentu saja tidak perlu ada pertanyaan lanjutan tentang itu karena itu adalah hak sepenuhnya dari Ditjen Dikti. Pada saat pengumuman hasil, seperti yang diduga sebelumnya ternyata memang tidak lolos seleksi (desk evaluation). Maka pada akhir tahun 2012 saya mesti berjibaku untuk mengusulkan kenaikan pangkat ke jenjang lektor agar dapat berkompetisi kembali di level ini. Pada saat saya mengusulkan jabatan fungsional ini terjadi kejadian unik, di mana 8 berkas penelitian/jurnal yang saya masukkan hanya dianggap ada 2 saja oleh pihak penilai dikopertis. Sementara berkas-berkas lainnya yang saya dapatkan hanya berupa CD Digital. Kopertis hanya mengakui hanya dokumen yang tercetak saja. Barangkali ada masanya nanti bahwa kopertis mengetahui bahwa berkas digital dan non digital adalah sama. Akhir Desember SK Jabatan Fungsional saya keluar dan hanya sampai jenjang III-C. Padahal dalam target saya adalah III-D. Jumlah kum yang saya masukkan adalah 434 kum dari 300 kum yang dibutuhkan. Namun karena perbedaan persepsi antara berkas digital dan non digital maka kopertis hanya mengakui 2 hasil publikasi saya yang tercetak. Saya memang kecewa karena dari Hibah Penelitian Sentralisasi sebelumnya (Hibah Pekerti Dikti 2009) cukup banyak tulisan yang dihasilkan. Bahkan saat saya mengikut seminar cakrawala pendidikan berkualitas di Ditjen Dikti (September 2012) pun tidak diberi proceding tercetak. Hanya 1 CD berisi proceeding tersebut dan bahkan ada link nya pada situs ditjen dikti (www.dikto.go.id).
Setelah jabatan fungsional saya keluar maka kembali saya mengikut kompetisi di bidang penelitian. Dan tahun 2013 saya berhasil lolos dalam proses desk evaluation yang dilakukan oleh tim reviewer Dikti. Saya diundang untuk memaparkan rencana penelitian yang akan dilaksanakan selama 2 tahun. Selama 2 hari seluruh peserta diinapkan di Hotel Grand Zuri Padang. Sejenak saya flashback tentang keberhasilan dalam meraih beberapa hibah penelitian ini. Saya sangat merasakan manfaat dari kebiasaan menulis sejak dahulu saya miliki. Memang saya akan merasa geli dan malu sendiri bila membaca tulisan-tulisan dahulu (pada diari dan catatan harian). Namun ada semacam kewaspadaan yang kuat tertanam saat saya menulis. Selain itu saya juga menyukai aktifitas membaca dan melihat model-model. Hal ini telah menjadi menambah keyakinan saya bahwa saya telah pernah terlibat sebagai salah satu aktor keberhasilan kampus STMIK-AMIK Riau dalam meraih berbagai hibah (SIM TIK-2006, INHERENT-2007, PHP PTS Sehat-2009 dll), dan terlibat dalam pengisian borang akreditasi Perguruan Tinggi (meraih predikat akreditasi B). Keberhasilan yang saya raih bukanlah sesuatu yang serta merta dan aji mumpung. Saya juga pernah mengalami berkali-kali kegagalan dan sering dikirim untuk mengikuti pelatihan hingga melihat contoh-contoh yang ada. Setelah meraih keberhasilan pertama kali, maka muncul keinginan yang kuat untuk meraih lebih banyak dan bergengsi. Tantangan yang saya berikan pada diri saya adalah..bahwa saya berhasil meraih hibah dari dikti sebagai bagian dari tim. Untuk membuktikan kemampuan maka saya menjajal peluang yang mesti saya raih sebagai prestasi pribadi. Prinsipnya saya harus berjuang untuk institusi tempat saya bernaung, dan juga untuk prestasi pribadi.

No comments:

Post a Comment