Sunday 1 December 2013

Tulisan Dapat Menggiring Opini Publik (Awas harus ada filter yang kuat)

Kehidupan manusia tidak terlepas dari aktifitas penyampaian informasi. Bentuk penyampaian informasi ini beragam pola dan strateginya. Salah satunya adalah dalam bentuk tulisan. Keberadaan tulisan dapat mempengaruhi opini publik, apalagi didukung oleh data-data yang argumentatif. Sejarahpun bisa dibelokkan dengan tulisan-tulisan. Saya pernah membaca beberapa buku terkait dengan sejarah perjuangan bangsa yang terjadi dalam suatu daerah dan mengenali tokoh-tokok yang terlibat di dalamnya. Selama bertahun-tahun saya sangat setuju dengan tulisan itu dan mangamininya. Pada suatu ketika nasib harus membawa saya untuk sampai ke lokasi kejadian sejarah itu. Tentu saja saya sangat terinspirasi dari apa yang pernah dibaca. Karena waktu yang tersedia cukup panjang, maka tanpa saya sadari terjadilah dialog dengan masyarakat sekitar. Saya dengan lancar memaparkan apa yang saya ketahui dari buku-buku. Para tetua negeri tersebut membiarkan saya membahas tuntas tentang apa yang saya tahu. Hingga akhirnya penjelasan saya disanggah oleh salah seorang pelaku sejarah yang masih hidup. Ternyata kejadian tersebut bertolak belakang. Orang yang saya anggap sebagai pahlawan dalam sejarah itu hanyalah seorang biasa yang sengaja dibesarkan untuk kepentingan tertentu. Jadilah ia sebagai aktor dummy. Dalam kondisi ini saya mulai merasa ragu dengan apa yang telah saya baca sebelumnya dan melupakannya. Kondisi ini disebut dengan kondisi bimbang dan dilema..mana yang benar dan mana yang salah. Namun hati saya mengatakan bahwa cerita yang terakhir yang saya terimalah yang lebih faktual. Kondisi ini lah yang sering terjadi bila kita memiliki filter yang lemah dan belum mendapatkan prinsipnya. Hal ini sering dialami oleh kebanyakan mahasiswa dalam kehidupan kampus. Pada saat mencari referensi tugas di internet, mereka mengambil secara serampangan tanpa mencocokan dengan sumber yang baku. Sehingga ia menganggap apa yang ia dapatkan di internet itu telah benar. Hal ini lebih berbahaya lagi bila dijadikan acuan pula oleh mahasiswa lain. Dari sinilah ilustrasi kesesatan itu bermula.

No comments:

Post a Comment