Monday 19 August 2019

Sikap Patriotik

Dua tahun terakhir (2018 dan 2019) terdapat (setidaknya) 2 peristiwa yang menjadi viral sebagai bagian dari perayaan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
  1. Pada tahun 2018 ada seorang bocah SD yang nekad memanjat tiang bendera saat terjadi kemacetan pada gerekan bendera. Tingkah bocah ini menjadi viral nasional dan bahkan sampai diundang ke istana Presiden.
  2. Pada tahun 2019 ada seorang siswa sekolah menengah atas di Labuhan Batu (Sumatera Utara) yang namanya tergeser sebagai anggota PASKIBRA Kabupaten Labuhan Batu. Konon katanya ia digantikan posisinya oleh anak seorang plt. Bupati yang tidak mengikuti seleksi sama sekali. Hingga singkatnya ia diundang oleh Menpora untuk membacakan teks Pembukaan UUD 1945 di kantor Kemenpora. Dan tak luput pula diundang oleh Bapak Presiden ke Istana.
Nah, sekarang banyak berita tingkah-tingkah nekad dengan memanjat tiang bendera seperti itu. Bahkan ada yang pingsan karena terjatuh akibat tiang benderanya patah dan tidak kuat menyangga bobot tubuhnya. Tapi tidak heboh, karena dia bukan lagi yang pertama.
Apakah dengan tindakan seperti itu dapat dijadikan sebagai indikator sikap patriotisme dan cinta Indonesia. Jawabannya dapat saja beragam. Bisa iya dan juga bisa tidak.
Lah, kalau saya mengalami kondisi seperti itu ?
Sebelum upacara saya akan pastikan bahwa tukang las telah menggerinda dengan benar roda penggerek bendera. Bila macet saya akan lumari dengan gemuk/oli biar lancar. Tali penggerek pun akan dijalin rapi sehingga buhulnya pun tidak kelihatan. Masihkan juga akan ada masalah di sana?
Masih juga terjadi macet saat menggerekanya ? Apakah saya akan memanjatnya. Saya kata kan Tidak akan. Saya akan minta supaya upacaranya dihentikan sejenak, Pasukan diistirahatkan. Tiang bendera direbahkan dan diperiksa bagian yang menghalangi. Setelah selesai, maka upacara dapat dilanjutkan kembali.
Ah...tidak cinta NKRI. tidak patriotik....
Bukan hal itu yang menjadi indikatornya. Sedangkan lagi shalat saja, ada kejadian darurat. Misalnya anak mendekat ke kompor yang lagi memanaskan air. Apakah menunggu shalat selesai atau menunggu seluruh tubuhnya melepuh ? Batalkan shalatnya. Ulangi lagi setelah itu. 

Salam Kompak

No comments:

Post a Comment